wellcome

ahlan wa sahlan be sabakatna

Senin, 19 Desember 2011

MENGIDENTIFIKASI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DI DALAM FULL DAY SCHOOL


1.      Pengertian  Full Day School
          Jika dilihat dari akar katanya, Full day school berasal dari bahasa Inggris full artinya penuh, day artiya hari,sedangkan school artinya sekolah, full day school artinya sekolah sepanjang hari. Full day adalah sekolah sepanjang hari proses belajar mengajar yang diberlakukan di pagi sampai dengan sore hari, dari jam 06.30- 15.30 WIB, dengan istirahat dua jam sekali. Dengan dimulainya jam sekolah pada pukul 06.30- 15.30 WIB sekolah bisa leluasa mengatur jadwal pelajaran yang mana disesuaikan dengan bobot pelajaran  dan ditambah dengan model-model pendalamannya.
             Sedangkan full day school menurut Sukur Basuki adalah sekolah yang sebagian waktunya digunakan unuk program-program pembelajaran yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreatifitas dan inovasi dari guru. Dalam hal ini Sukur berpatokan pada sebuah penelitian yang mengatakan bahwa waktu belajar efektif bagi anak itu hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana formal) dan 7-8 jam sehari (informal).Dalam full day school pelajaran yang dianggap sulit diletakkan di awal masuk sekolah dan pelajaran yang dianggap cukup mudah diletakkan pada sore hari. Karena pada sore hari siswa merasa lebih segar dan bersemangat, dengan demikian pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa akan mudah dicerna karena proses menerimanya dalam keadaan otak masih segar, namun pada sore hari siswa akan merasa lemas dan tidak bersemangat karena akifitas seharian, hal itu akan mempengaruhi kondisi fisik dan spikis siswa, karena itulah maa full day school ini diterapkan dengan istirahat 2 jam sekali.
          Dengan adanya sistem full school ini lamanya waktu pembelajaran tersebut tidak akan menjadi beban, karena sebagian waktunya digunakan untuk waktu-waktu informal. Dan pada sistem ini banyak pola dan metode dalam proses belajar dan mengajarnya, sistem pengajarannya tidak topdown atau monologis, karena dengan metode seperti ini mka yang terjadi guru mengajar dan murid diajar, guru mengetehui segalany dan murid tdak mengethui apa-apa, guru-guru berfikir dan murid dipikirkan, guru membaca dan murid mendengarkan, guru menentukan aturan dan murid diatur
         Disisi lain dalam sistem full day school ini menggunakan metode pengajaran dialogis dan  emansipatoris yang mana sikap ini menawarkan pengajaran yang memposisikan siswa sebagai subjek yang dominan dalam proses belajar mengajar, guru sebagai fasilitator dan menstimulator siswa terhadap mata pelajaran untuk dibahas dan diperdalam oleh siswa dalam sendirinya akan menumbuhkan budaya diskusi dan dialog. Sehingga dengan lamanya belajar siswa tidak akan jenuh.

2.      Tujuan Fullday School
Kenakalan remaja semakin hari semkin meningkat, hal ini dapat dilihat dari beberapa media masa dan koran-koran yang didalamnya tak jarang memuat tentang penyimpangan penyimpangan yang dilakukan oleh kaum pelajar seperti adanya seks bebas, minum- minuman keras dan konsumsi obat- obatan terlarang dan sebagainya. Hal ini akibat dari kurangnya control guru terutama orang tua, di samping itu juga akibat dari banyaknya waktu luang sepulang sekolah sehingga dibuat kesempatan siswa untuk melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat. Kenyataan seperti ini tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa, khususnya yang berasal dari dalam diri siswa, dan faktor tersebut digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
1.             Faktor fisiologis
Faktor fisiologis ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a.            Keadaan jasmani pada umumnya. Keadaan jasmani siswa mempengaruhi aktivitas belajar siswa, karena siswa yang kurang sehat jasmaninya yang diakibatkan kekurangan nutrisi akan mengganggu konsentrasi belajar siswa, siswa akan lebih mudah mengantuk, lesu, lelah dan sebagainya.
b.             Keadaan fungsi-fungsi jasmani terutama panca indra. Berfungsinya panca indera menjadi syarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik. Dalam sistem persekolahan dewasa ini diantara panca indera yang memegang peranan penting dalam belajar adalah mata dan telinga. Karena itu menjadi kewajiban bagi siswa untuk menjaga jasmaninya terutama panca inderanya agar dapat berfungsi dengan baik sehingga siswa sendiri dapat belajar dengan baik pula.

2.             Faktor psikologis
Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut:
a.       Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
b.      Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman.
c.       Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun kompetisi.
d.      Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, dsb.
Melihat fenomena empiric di atas, maka muncullah full day school sebagai system pendidikan dengan berbagai alasan, diantaranya:
1.      Meningkatnya single parents dan banyaknya aktifitas orangtua yang kurang memberikan perhatian kepada anaknya terutama yang berhubungan dengan aktifitas anak-anak setelah pulang dari sekolah.
2.      Perubahan sosial, budaya yang terjadi dimasyarakat kita dari  masyarakat agraris menuju ke masyarakat teknologi. Dengan demikian kemajuan teknologi dan sain berjalan begitu cepat sehingga seorang siswa juga di tuntut untuk mengembangkan pola fikirnya.
3.      Semakin canggihnya dunia komunikasi, maka dunia seolah-seolah menjadi tanpa batas ( borderless world) yaitu dengan maraknya program televise dan play station yang mempengeruhi keseharian anak.
Dari kondisi itu, para praktisi pendidikan berpikir keras untuk merumuskan suatu paradigma baru dalam pendidikan. Maka diterapkanlah system full day school  dalam rangka memaksimlkan waktu luang anaak-anak agar lebih berguna. Maka secara terperinci tujuan diadakannya full day school adalah sebagai berikut:
1.      Pembentukan akhlak dan aqidah dalam menanamkan nilai nilai yang positif
2.      Mengembalikan manusia pada fitrahnya sebagai kholifah di bumi dan sebagai hamba Allah.
3.      Untuk memberikan dasar yang kuat dalam belajar di segala aspek
Disamping tujuan-tujuan diatas, sistem fullday school yang kebanyakan diterapkan di sekolah berbasis agama, juga memiliki nilai keunggulan tersendiri, diantaranya adalah:
a.       Anak mendapat pendidikan umum antisipasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
b.      Anak memperoleh pendidikan keislaman secara layak dan proporsional,
c.       Anak mendapatkan pendidikan kepribadian yang bersifat antisipasif terhadap perkembangan sosial budaya yang ditandai dengan derasnya arus informasi dan globalisasi yang membutuhkan nilai saring,
d.      Potensi anak tersalurkan melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler,
e.       Perkembangan minat, bakat, dan kecerdasan anak terantisipasi sejak dini melalui pantauan program bimbingan dan konseling.

3.      Full Day School dalam Perspektif Islam
Penerapan Fullday School sama sekali tidak bertentangan dengan tuntutan agama islam. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya ayat Al-Qur’an maupun al hadits yang menganjurkan untuk mencari ilmu. Bahkan ayat yang pertama turun kepada nabi Muhammad adalah surat al ‘Alaq yang artinya:
     
           bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakanmu.
             Disamping itu di dalam hadist nabi Muhammad memerintahkan kepada kita untuk belajar tanpa batas dimanapun dan kapanpun. Berikut hadits Nabi:
اطلب العلم من المهد إلى اللحد

Artinya: “tuntutlah ilmu sejak dari ayunan sampai ke liang lahat”
Ayat dan hadits diatas merupakan seruan dari Allah kepada manusia baik laki-laki maupun perempuan agar tidak menyia-nyiakan waktu dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Full day School merupakan manifestasi dari belajar tanpa batas. Mengacu pada ayat di atas bahwa dalam system Full day School siswa dihadapkan pada aktifitas-aktifitas belajar yang menguntungkan selama sehari penuh, sehingga siswa tidak ada waktu luang untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang sifatnya negative dan kurang menguntungkan.
        Mempersiapkan anak hidup pada masanya adalah kewajiban semua pihak, termasuk di dalamnya orang tua, sekolah, guru, masyarakat, dan pemerintah. Factor yang sangat menentukan dalam mempersiapkan generasi mendatang adalah lingkungan dan pendidikan dimana anak tumbuh dan berkembang. Oleh karenanya perlu disiapkan pola pendidikan yang dapat mengembangkan fitrah manusia dan fungsi manusia serta lingkungan yang mendukung upaya pencapaian tersebut.

4.      Pelaksanaan sistem Pembelajaran Fullday School
Program sekolah sepanjang hari (fullday school) merupakan program pendidikan yang seluruh aktivitasnya berada di sekolah sepanjang hari (sejak pagi sampai sore).
Dalam penerapannya, fullday school perlu dilengkapi program rekreatif dalam pembelajaran agar tidak timbul kebosanan bagi siswa. Program tersebut juga perlu dilengkapi sistem komunikasi serta koordinasi antara sekolah dengan orang tua di rumah melalui buku penghubung karena dalam fullday school anak menghabiskan banyak waktu di sekolah, harus diupayakan agar guru merupakan uswatun hasanah, menjadi contoh dan model perilaku sosial, emosional, serta spiritual yang baik bagi anak.
Untuk itu, sekolah yang melaksanakan fullday school perlu mempertimbangkan, antara lain:
1.          Kesiapan atau ketersediaan prasarana-sarana dan kesiapan fisik lainnya
2.          Pola manajemen sekolah (MBS)
3.          Penerapan pembelajaran berciri pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM)
4.          Memahami pengaruh perubahan pola belajar dan pola hidup siswa
5.          Melakukan sosialisasi kepada orang tua dan masyarakat.
Intinya, implikasi fullday school perlu memperhatikan kenyamanan siswa dalam melaksanakan pembelajaran dan kenyamanan orang tua/masyarakat dalam menyerahkan kepercayaan sepenuhnya kepada sekolah untuk memaksimalkan seluruh potensi siswa serta mengefektifkan waktu belajarnya.
Untuk itu, perlu ada sosialisasi yang melibatkan sekolah, orang tua, serta masyarakat agar terjadi harmonisasi yang baik antara sekolah, masyarakat, dan orang tua.
5.      Perkembangan Siswa di dalam Fullday School
        Model pembelajaran full day school marak diselenggarakan di berbagai kota besar. Model pembelajaran full day school ini diadakan agar bermanfaat untuk pengembangan anak dan menolong para orangtua yang sibuk. Memang, tidak butuh biaya yang sedikit untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah yang menggunakan sistem fullday school, akan tetapi hal ini dilakukan semata untuk menjaga anak-anak mereka dari dunia luar yang kurang bermanfaat apabila telah selesai belajar di sekolah. Para orang tua beranggapan jika anak mereka belajar seharian di sekolah, mereka akan lebih tenang dan aman jika anak-anaknya berada di sekolah daripada keluyuran ke luar rumah setelah jam sekolah.
           Di Malang terdapat beberapa sekolah dengan model full day school. Di antaranya adalah SD Islam Sabilillah, dan SMP Islam Sabilillah. Becik, guru di SMP Sabilillah Malang mengungkapkan bahwa SMP Sabillilah dibuka sejak 2003, dan baru meluluskan satu angkatan. Saat ini SMP Sabilillah memiliki sekitar 300 siswa.
          Muncul kontroversi terkait dengan perkembangan siswa di dalam pembelajaran fullday school. Beberapa pakar pendidikan ada yang mendukung adanya sistem fullday school, dan sebagian lagi yang tidak setuju dengan sistem tersebut. Salah satu pakar pendidikan yang kurang mendukung penerapan full day school adalah Dr. H. Imron Arifin M.Pd, dosen Universitas Negeri Malang. Dia menyatakan bahwa konsep fullday school berasal dari negara-negara maju seperti jepang, negara Eropa, dan Amerika, dimana para siswanya mendapat lebih banyak hari libur. Pada musim panas dan musim dingin, misalnya, mereka libur masing-masing bisa sampai dua bulan. Karena banyak liburnya, para siswa di negara-negara itu disarankan mendapat pelajaran tambahan. Akhirnya, banyak sekolah menerapkan sistem fullday school. Kondisi itu berbeda dengan di Indonesia yang tidak mengenal libur musim panas dan musim dingin, sehingga ketika sistem fullday school tersebut diadaptasi di Indonesia, terjadi kekurangtepatan sistem. Namun, disisi lain Imron Arifin, tidak mengelak jika penerapan sistem full day school memiliki sisi positif dan negatifnya. Diantara sisi positif terhadap penerapan sistem fullday school adalah:
a.      Dapat mengefektifkan waktu belajar siswa dan memaksimalkan seluruh potensi siswa, sehingga siswa akan mendapat banyak keuntungan secara akademis dibandingkan dengan anak-anak yang half day  school.
b.      Orang tua tidak khawatir terhadap keberadaan putra-putrinya, antara lain pengaruh negatif kegiatan anak di luar sekolah dapat dikurangi seminimal mungkin karena waktu pendidikan anak di sekolah lebih lama, terencana dan terarah.
c.      Adanya perpustakaan di sekolah yang representatif dengan suasana nyaman dan enjoy sangat membantu peningkatan prestasi belajar anak.
d.     Dapat meningkatkan kualitas/mutu pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan.
e.      Bagi guru, guru bisa langsung mengawasi dan menilai kemampuan siswa di bidang edukatifnya.
f.     Dapat mengakrabkan siswa dengan guru, karena guru adalah salah satu motivator siswa dalam belajar.
           
         Disamping memiliki respon positif, beberapa para pakar pendidikan, orang tua siswa maupun masyarakat yang menyatakan kurang setuju dengan diadakannya sistem fullday school di Indonesia. Berikut adalah sisi negatif yang diungkapkan oleh masyarakat (termasuk para orang tua):
a.  anak akan menjadi semakin tercerabut dari budaya daerahnya sendiri karena tidak ada waktu lebih untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
b.  Bisa menanamkan rasa individual yang semakin tinggi terhadap lingkungan sekitarnya.
c.  Kognitif sosialnya tidak terasah dengan baik karena tidak beragamnya ruang interaksi bagi mereka.
d.      Walaupun nantinya muncul berbagai system pendidikan yang baik bagi anak, dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan, tapi bila tidak ada perhatian, pendampingan dan kasih sayang dari orang tua, maka pendidikan itu tetap akan kurang bagi proses perkembangan mereka.
e.       Ketika anak merasa jenuh, apalagi jika bermasalah dengan guru, mereka akan stress, dan  jika mengalami kelalahan fisik, mereka bisa sakit. Guru pun bisa mengalami kelelahan, sehingga mengalami kesulitan mengembangkan diri.
f.       Dianggap sebagai suatu sistem pendidikan yang hanya meunggulkan nilai akademisnya saja, dan tidak memperhatikan nilai-nilai kejiwaan yang lainnya. 

        Dalam ilmu psikologi, pendidikan merupakan applied dari psikologi yang tidak boleh menonjolkan salah satu fungsi saja dari kejiwaan anak. Misalnya, jika  yang ditonjolkan fungsi pikir saja maka akan cenderung ke intelektualitas, dan jika yang ditonjolkan fungsi rasanya saja maka akan cenderung ke emosionalitas. Oleh karena itu, perlu upaya untuk mengintegrasikan dan mengharmoniskan fungsi-fungsi kejiwaan anak tersebut dalam proses pembentukan kejiwaan (pendidikan) anak.


2 komentar:

  1. Daftar Casino Online Indonesia
    Daftar Casino Terpercaya
    Daftar Roulette Online
    Agen Judi SBOBET
    Judi Bola
    Judi Online
    IBCBET Online
    Agen Judi Roulette Online
    Agen Judi Roulette
    Daftar Sbobet
    Agen Roulette Online
    Agen Roulette
    Agen winenlose88.com

    BalasHapus